Laman

Situs Aswaja Bermunculan,Daftarkan Situs anda disini

Situs Aswaja Bermunculan,Daftarkan Situs anda disini
Kabar gembira dan hal baik Alhamdulillah selalu tercurah kepada ummat Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Kali ini saya sekedar berbagi informasi bahwa telah semakin banyak bertumbuh situs-situs yang memerangi para wahabi.
Walaupun para wahabi sekarang sudah banyak mengatas namakan nama "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah" namun tetap saja ciri khas mereka tidak berubah dan ketahuan juga.
Mereka merubah gaya istilah mereka dari Salafi menjaadi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah memang sengaja untuk mengecoh ummat islam yang masih kurang faham mengenai islam.
Dan Alhamdulillah sekarang ini semakin banyak Situs-situs yang membantah Faham-faham wahabi bahkan anak yang masih di bawah umur saja sudah bisa berdebat dengan orang wahabi.
Firanda,Mahrus Ali mantan kyai NU Palsu dan semua teman temannya semakin kebingungan.
ya begitulah kebathilan,kebathilan akan selalu musnah bersama dengan kedustaan mereka.
Bagi Penegak Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Harap berkenan menambah informasi situs situs pembongkar Kedok Wahabi dengan meninggalkan komentar disini,karna nanti saya akan memosting Daftar situs-situs Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang tak kenal lelah memerangi kebathilan.
atas perhatian anda semua Jazakumullah.


read more

Berdebat Dengan Wahabi Tidak Perlu Memakai Dalil Naqli

Berdebat Dengan Wahabi Tidak Perlu Memakai Dalil Naqli
Kenapa saya mengatakan Berdebat Dengan Wahabi Tidak Perlu Memakai Dalil Naqli?
ini hanyalah sebuah bentuk ungkapan saya kepada kaum wahabi yang mana kaum wahabi yang katanya berlandaskan alqur'an dan hadits tapi ternyata hanyalah golongan pengumpat dan pemusnah saja.
anda bisa lihat sendiri sampai sekarang tidak satupun dari kaum wahabi yang mampu menjawab pertanyaan saya,tidak satupun,ingat! TIDAK SATUPUN DARI SEKIAN BANYAK PERTANYAAN SAYA KEPADA SEMUA KAUM WAHABI.
Jadi apa sih perlunya mengajak mereka berdebat dan mencari kebenaran?
Satu Satunya alasan buat kaum muslimin ahlus sunnah wal jama'ah tetap memosting mengenai ajaran ahlus sunnah wal jama'ah dan membuka kedok kesesatan wahabi,ialah menjaga dan melestarikan Faham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan Memperingati Sesama Kaum Muslimin dan Anak Cucu Kita Agar Terhindar Dari Bahasa Kesesatan dan Virus Wahabi.
Itupun yang saya lakukan sekarang,karna saya sangat nyakin bahwa wahabi tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan saya,karna mereka memang tidak akan pernah mampu dan kebenaran memang akan selalu menang. Allah SWT juga sudah jelas berfirman:

وَقُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Namun walaupun begitu,kita tidak boleh putus asa dan membiarkan mereka merongrong i'tiqad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Semoga saja Allah SWT selalu menjaga kita dan memberikan kekuatan iman dan tidak pernah pupus sampai akhir hayat kita amin ya robbal 'alamin.


read more

Wahabi Anti Maulid Nabi Tapi Penegak Maulid Abdul Wahhab dan Utsaimin

Wahabi Anti Maulid Nabi Tapi Penegak Maulid Abdul Wahhab dan Utsaimin,Ini Pembuktian Bahwa Mereka Pembenci Sunnah dan Penegak Bid'ah Dlalalah.
Wahabi Mengatakan Maulid Nabi Itu Haram,Namun Ternyata Wahabi Mengadakan Peringatan Maulid Muhammad bin Abdul Wahhab dan Maulid Ustmaimin.
Wahabi Memperingati Maulid Untuk Al-Utsaimin Tapi Tidak Untuk Nabi Muhammad (saw)
Kairo - Islam sama sekali tak bisa dilepaskan dari sosok Baginda Nabi Muhammad (saw). Beliau adalah insan yang menerima wahyu dari Allah (swt) untuk memberikan pencerahan kepada umat manusia dengan agama yang sempurna ini. Tiada sosok yang patut diagungkan di muka bumi melebihi Baginda Nabi (saw). Segenap keindahan fisik dan budi pekerti terdapat dalam figur Baginda Rasulullah (saw). Mencintai Baginda Nabi (saw) adalah bagian dari mencintai Allah SWT. Beliau bersaba: Yang Artinya “Barangsiapa mencintaiku, maka ia benar-benar telah mencintai Allah (swt). Barangsiapa menaatiku, maka ia benar-benar telah taat kepada Allah (swt).”
.Namun WAHABI melarang keras pengkultusan dan pengagungan terhadap diri Baginda Nabi (saw), akan tetapi mereka sendiri pada saat yang sama melakukan pengkultusan serupa terhadap diri Syekh al-Utsaimin. Mereka membid’ahkan peringatan Maulid Nabi dan haul seorang ulama atau wali, akan tetapi belakangan mereka juga menghelat haul atau maulid untuk Syekh al-Utsaimin dengan nama‘HAFLAH TAKRIM'. Lihat betapa ganjilnya sikap kelompok Wahabi ini ?
.‘Haul’ al-Utsaimin mereka adakan pada bulan Januari 2010 lalu di sebuah hotel di Kairo di bawah naungan Duta Besar Saudi di Kairo, Hisham Muhyiddin. Rangkaian acara haul itu dibuka dengan pembacaan ayat-ayat Quran, dilanjutkan sambutan-sambutan berisi pujian terhadap almal'un. Sambutan pertama disampaikan Ketua yayasan ar-Rusyd sekaligus Presiden Asosiasi Penerbit Saudi, yang memuji peran Syekh Utsaimin dalam penyebaran agama Islam. Sambutan selanjutnya disampaikan Abdullah, putra Utsaimin, kemudian Atase Kebudayaan Saudi Muhammad bin Abdul Aziz Al-Aqil. Yang disebutkan belakangan ini banyak mengulas manakib Syekh al-Utsaimin dengan menjelaskan tahun lahir dan wafatnya. Dia berkata “Perayaan ini adalah sedikit yang bisa kami persembahkan untuk mendiang Syekh Utsaimin atas kerjasamanya dan jasa-jasanya kepada keluarga kerajaan Saudi” ujarnya.
.Utsaimin yang dikultuskan Wahabi
.Acara haul ditutup dengan saling tukar tanda kehormatan antara Yayasan ar-Rusyd, Yayasan Utsaimin, Atase Kebudayaan dan Deputi Menteri Kebudayaan dan Informasi. Begitu pentingnya perayaan untuk Utsaimin ini sampai- sampai seorang pengagumnya menggubah sebuah syair:
 َﻊَﺿَﻭ ْﻮَﻟ ِﻪﻠﻟﺍَﻭ َﻼِﻓﺎَﺤَﻣ ُﻡَﺎﻧَﻷْﺍ# َﺦْﻴَّﺸﻟﺍ ِﺖَﻓَﻭﺎَﻣ ُﻩَّﻖَﺣَﺭﻮُﻗَﻮﻟْﺍ “
Demi Allah, Seandainya segenap manusia membuat banyak perayaan untuk Syeikh Utsaimin, hal itu tidaklah mampu memenuhi hak beliau (al-utsaimin).”
.Syair itu menunjukkan pengkultusan yang berlebihan orang-orang Wahabi terhadap Syekh Utsaimin. Pengagungan yang kebablasan juga mereka berikan kepada pendiri aliran Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahab.
.Dikisahkan seorang Mahasiswa Universitas Riyadh pernah memprotes dosennya, Dr. Abdul Adhim al- Syanawi, karena memuji Rasulullah (saw). Sang dosen menanyakan, "apa penyebab si mahasiswa membenci Nabi Muhammad (saw) ?" Mahasiswa itu menjawab, "bahwa yang memulai perang kebencian adalah Baginda Nabi sendiri." (sambil menyitir hadits seputar fitnah yg muncul dari Najed, tempat kelahiran Muhamad bin Abdul Wahab). “Kalau begitu, siapa yang kamu cintai ?” tanya sang dosen. Lalu si mahasiswa menjawab bahwa, "yang saya cintai adalah Syekh Muhammad bin Abdul Wahab." Selanjutnya sang dosen menanyakan alasan kecintaan mahasiswanya itu. “Karena Syekh Muhammad Abdul Wahab menghidupkan sunnah dan menghancurkan bid’ah,” Jawab mahasiswa itu. (kisah ini dicatat Ibrahim Abd al-Wahid al- Sayyid,dalam kitabnya, Kasf al- Litsam ‘an Fikr al-Li’am hlm.3-4.)
.Sungguh benar sabda Baginda Nabi (saw). yang dalam salah satu hadits beliau mengisyaratkan bahwa akan ada fitnah (Wahabi) yang bakal muncul dari Najed. Isyarat itu menjadi nyata semenjak munculnya Muhammad bin Abdul Wahab dari Najed yang dengan bantuan kolonial Inggris mencabik-cabik syariat Islam. Syekh Utsaimin adalah salah satu penerus Muhammad bin Abdul Wahab. Ia juga gencar menyebarkan fitnah lewat tulisan-tulisannya. Salah satu fitnah itu seperti tertera di dalam karyanya, al-Manahi al-Lafdziyyah hal 161. Di situ ia menulis:
 َﻰﻟِﺇ ُﻢَﻠْﻋَﺃ َﻻَﻭ ُﻪَّﻧَﺍ ِﻩِﺬَﻫ ِﻲﺘَﻋﺎَﺳ ﻰﻠﺻ َّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َّﻥَﺃ َﺀﺎَﺟ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ًﺎﻘَﻠْﻄُﻣ ِﻖْﻠَﺨﻟْﺍ ُﻞَﻀْﻓَﺃ ٍْﺊَﺷ ِّﻞُﻛ ِﻲﻓ “
Dan saya tidak mengetahui sampai detik ini bahwa Muhammad bin abdul wahab adalah makhluk Allah yang lebih utama dari segala makhluk apa pun secara mutlak.” Agaknya kalimat inilah yang membuat penganut Wahabi lebih mengagungkan Al-Utsaimin dari pada Baginda Rasulullah (saw).
Sumber: http://deleteisrael.pun.bz/wahabi-memperingati-maulid-untuk-al-utsa-2.xhtml

Perayaan “Maulid” Muhammad bin Abdul Wahhab
د

Selama ini kaum SAWAH (Salafy Wahabi) cuma bisa meributkan dan mempermasalahkan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh sebagian besar Umat Muslimin Ahlus Sunnah Waljamaah di seluruh dunia. Perdebatan ini sampai menimbulkan pertentangan dikarenakan kaum SAWAH yang tetap ngeyel dengan pendiriannya untuk Membid’ahkan dan Menganggap Sesat orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Na’udzubillahi Min Dzalik.

Tak dipungkiri lagi, asal pemahaman Wahabi (yang kini terkenal dengan faham Salafy) tak bisa lepas dari Tokoh siapa lagi kalau bukan Muhammad Ibn Abdul Wahhab An-Najedi. Faham Wahabi yang “berkembang biak” di Saudi kini juga telah menjalar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Mereka bersemangat dengan slogan-nya, Menegakkan Al-Qur’an dan Sunnah, Kembali ke Manhaj Salaf, Tinggalkan TBC (Takhayul Bid’ah Khurafat).

Tapi tahukah anda? Para Ulama Wahabi Saudi juga melakukan Bid’ah yang sungguh-sungguh nyata Bid’ah! Mereka tak merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW tapi merayakan Pekan Muhammad Ibn Abdul Wahhab! Macam mana Pula ini? 


Program ini diadakan di Riyadh, Saudi Arabia di bawah kelolaan University Islam (ala za’mihi) Muhammad Ibn Sa’ud Al-Islamiyah. Program yang berslogankan perayaan menyambut ” Pekan Muhammad Abdul Wahhab” ini diadakan selama seminggu bertujuan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab yang digelari sebagai Mujaddid oleh mereka. Golongan al-Wahhabiyah di Saudi ini mengundang sebanyak 150 peserta dari Saudi sendiri dan Luar Saudi.


Perayaan tersebut di resmikan oleh Amir Sulaiman Bin Abdul Aziz, Pemimpin di bumi Riyadh, perayaan yang meriah itu dihadiri oleh penduduk dari berbagai daerah, diantaranya pengajar-pengajar khusus kerajaan saudi, tenaga pengajar di universitas, dan tidak lupa juga mereka menjaring hadirin dari kalangan pelajar-pelajar. Para peserta yang hadir diberikan upah atau sumbangan karana memuji dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab. Amat miris sekali mereka dibeli dengan harga yang murah, sehingga sanggup menggadaikan agama tercinta kepada rezim Al-wahhabiyah. Muktamar besar-besaran ini di adakan di dalam dewan besar Malik Faishal. Majelis ini dimeriahkan juga dengan kehadiran “Mufti wahhabiyah”, Abdul Aziz Bin Baz, yang merangkap sebagai ketua Am bagi Pejabat Al-Buhuts Al-Ilmiyyah Wal-ifta’ wad-dakwah wal-irsyad (ala-za’mihim) yang diiringi oleh Hasan Bin Abdullah Ali Syeikh, Menteri Pengajian Tinggi..

Para pembentang pada Program tersebut :
1.Ahmad Bin Abdul Aziz Ali Mubarak
2.At-Thuhami Naqirah
3.Muhammad bin Ahmad Al-’Aqily
4.Abdul Hafidz Abd ‘al
5.Yusuf Jasim Al-Hajjy
6.Ahmad Zubarah
7.Mahmud Syit Khattab
8.Amid Al-Jasir
9.Abdullah Utsaimin
10.Ismail Muhammad Al-Anshoriy
11.Muhamad Yusuf
12.Mana’ Khalil al-Qatthan
13.Soleh Bin Abdul Rahman Al-Athram
14.Abdullah Bin Saad Ar-Ruwaishid
15.Syiajuddin KakalKhail
16.Abdullah Abdul Majid
17.Al-Ghazali Khalil ‘Aid
18.Ali Abdul Halim Mahmud
19.Ahmad Abduh Nasyir
20.Muhammad Fathi Othman
21.Abdul Wahhab Ibrahim Abu Sulaiman
22.Muhammad Yusuf
23.Abdul Rahman Umairah
24.Abdul Karim Khatib
25.Muhammad Nasib Al-rifa’iy
26.Muhammad Muhammad Husain
27.Muhammad Abdul Rahman.
28.Soleh Auzjany
29.Abdul Bari Abdul Baqiy
30.Muhammad Salam Madkur
31.Abdul Fattah Muqallidil Ghunaimiy
32.Wahbah Zuhaily
33.Ismail Ahmad
34.Anwarul Jundiy
35.Abdul Halim Uwais
36.’Athiah Muhammad Salim
37.Mushtofa Muhammad Mas’ud
38.Muhammad Al-Sa’iid Jamaluddin
39.Najih ahyad Abdullah
40.Abdul Qudwas Al-Anshory




Kesimpulan :
Kata Wahabi : Cinta kepada Rasulullah Sollahu ‘alaihi Wassallam tidak boleh, Mengagungkan Nabi Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasallam tidak boleh, Ikut Imam Syafie tidak boleh, Ikut Imam 4 mazdhab tidak boleh, Menyambut Maulidurrasul dianggap bid’ah, ditambah lagi pelakunya layak dimasukkan ke dalam neraka, tetapi kalau merayakan Pekan Muhammad Abdul Wahhab?…. tidak bida’ah!. Mencintai dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab?.. tidak Bid’ah, taklid & ta’asub kepada Muhammad Abdul wahhab?….tidak bid’ah.. Na’udzubillahi min dzalik!.

Sebenarnya golongan WAHABI ini tidak mencintai Nabi Muhammad SAW, bahkan wahhabiyah ini membenci habibuna Mushtofa Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasalllam…

AKU BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN AKU BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD SAW ITU UTUSAN ALLAH.

MUHAMMAD SAW BIN ABDULLAH ADALAH NABIKU, BUKAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB. (AWAS JANGAN SALAH!!!!!)
Sumber: http://www.sarkub.com/2011/perayaan-maulid-muhammad-bin-abdul-wahhab/#axzz2C7ZnlrzR

read more

Saudi Bakal Hancurkan Makam Nabi dan Sahabat

Saudi Bakal Hancurkan Makam Nabi dan Sahabat
WOW...bener bener kelewatan nih Kaum Wahabi.
Terlalu Takut dan Terlalu Kawatir Muhammad Bin Abdul Wahhab tidak di nabikan oleh kaum islam ya?
Semoga saya apa yang akan diupayakan wahabi yang bercokol di arab saudi ini tidak terlaksana.
Saudi Bakal Hancurkan Makam Nabi dan Sahabat adalah berita yang sangat mengejutkan.
Ketakutan kaum wahabi mungkin sudah tidak bisa dibendung lagi,sehingga mereka tidak bisa berfikir secarah jernih.
Saudi Bakal Hancurkan Makam Nabi dan Sahabat berita yang saya baca di website resmi NU.
Berita selengkapnya adalah sebagai berikut:
Pemerintah Saudi Arabia berencana menghancurkan situs penting Islam meliputi masjid Nabawi di Kota Madinah dan beberapa situs penting lainnya.
Rezim Al Saud yang menguasai pemerintahan di Arab Saudi berencana menghancurkan tiga masjid tertua di dunia dalam ekspansi multi miliar pound, dalam sebuah laporan yang dikutip Fars News, Ahad (28/10/2012).
Masjid Nabawi di Madinah, di mana Rasullulah Muhammad dimakamkan, akan dihancurkan bulan depan usai musim haji tahun ini. Rencananya, pembangunan itu akan mengubah masjid Nabawi menjadi gedung terbesar di dunia, dengan kapasitas 1,6 juta orang.
Rencana Saudi untuk meruntuhkan situs sejarah Islam yang paling dihormati oleh muslimin di dunia itu tentu saja amat mengejutkan.
Menurut rencana, sebagian besar perluasan Masjid Nabawi akan diperlebar sisi Barat masjid, yang di sana berada makam pendiri Islam dan dua khalifah pertama Islam Abu Bakar dan Umar.
Menurut Kementerian Urusan Islam Saudi Arabia yang menerbitkan sebuah pamflet tahun 2007 silam dan disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh, bahwa penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdulaziz al-Sheikh.
Dr Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam (Islamic Heritage Research Foundation)mengatakan sudah 10 kegiatan tahunan terkait perusakan situs Islam di Arab Saudi.
“Membisunya kaum Muslimin atas penghancuran Mekkah dan Madinah adalah bencana dan kemunafikan terbesar,” tegasnya.
“Film tentang pelecehan Nabi Muhammad jadi protes di seluruh dunia, tapi penghancuran tempat kelahiran Nabi, dimana Rasulullah Saw berdoa dan mendirikan Islam justru dibiarkan hancur tanpa kritik apa pun,” pungkasnya.Semakin jelas sudah kejahatan dan rencana rencana busuk kaum wahabi.
Kalau hal ini sampai terjadi,bagaimana sikap kita kepada kaum pembenci Rasulullah SAW ini?
Sekian Berita Saudi Bakal Hancurkan Makam Nabi dan Sahabat yang saya dapat dari Website Resmi NU.
Dengan Sumber Link ini http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,40547-lang,id-c,internasional-t,Saudi+Bakal+Hancurkan+Makam+Nabi+dan+Sahabat-.phpx
read more

Benarkah Wahabi Tidak Mau Berdebat Kusir?

Benarkah Wahabi Tidak Mau Berdebat Kusir?
Mungkin anda sudah sering berkunjung ke Blog yang menjelaskan kesesatan Wahabi,dan pastinya di blog tersebut akan banyak ada komentar komentar yang penuh dengan cacian dan perdebatan yang selalu muter muter tidak ada ujungnya.
perdebatan dan komentar seperti itu bisa anda lihat juga di blog Mahrus Ali GPL ini,anda juga bisa menemui komentar Orang Wahabi yang katanya tidak mau berdebat Kusir.
Benarkah Wahabi Tidak Mau Berdebat Kusir?
Jelas itu hanyalah alasan mereka saat mereka tidak bisa menjawab pertanyaan pertanyaan dari Kaum Muslim Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA/Sunni).
Kalau memang mereka tidak mau berdebat Kusir,kenapa mereka mulai perdebatan?
Kalau memang mereka tidak mau berdebat kusir anehnya mereka selalu mencaci maki tiada henti dengan kata kata yang sangat kotor yang jelas sangat jauh dengan akhlak Rasulullah SAW.
Heran! katanya teguh dalam alqur'an dan Sunnah,tapi sikapnya sangat bertolak belakang dengan Alqur'an dan Sunnah?!!!.
Debat Kusir adalah debat yang tidak profosional,perdebatan yang tidak ada ujungnya,semakin lama semakin kemana mana.lalu kapan wahabi pernah berdebat dengan fokus dan bisa menerima kenyataan bahwa mereka berada dipemahaman yang salah?!
Diajak berdebat secara terbuka saja wahabi itu tidak pernah mau,walaupun pernah ada kesepakatan,hasilnya wahabi memang selalu kalah.
Mungkin mereka masih sempat berfikir,bahwa memang percuma berdebat,toh pada akhirnya mereka sendiri yang akan kalah dan memikul malu.
Jadi,menurut hemat saya,lebih baik wahabi itu segera mengadakan perdebatan terbuka dan memberikan jawaban jawaban yang kuat dan fokus baik itu ditujukan kepada mereka para ulama' Ahlus Sunnah Wal Jama'ah atau kepada seluruh kaum muslimin.dan tidak mengindahkan dalil dalil yang ada di konten konten para blogger nahdliyin,sehingga mereka masih bisa mengklaim bahwa mereka benar dan masih sedikit mempunyai rasa malu.
Silahkan Baca Juga Pertanyaan saya kepada semua kaum wahabi,yang ternyata sampai saat ini tidak satupun dari mereka yang mampu menjawab dengan baik dan tentunya dengan dalil alqur'an dan alhdits.
pertanyaan saya kepada mantan kyai nu
tantanganku kepada semua kaum salafi/wahabi
Pertanyaan Mantan Kyai wahabi Kepada Wahabi
read more

Bisakah Wahabi Bicara Dengan Baik dan Sopan?

Bisakah Orang yang Berfaham Wahabi Bicara Dengan Baik dan Sopan?
ini adalah pertanyaan yang baru timbul dari benak saya,karna dimana mana orang yang berfaham wahabi pasti sukanya hanya mengumpat dan mencaci bahkan mengkafirkan orang islam lainnya yang tidak sefaham dengan mereka.
Saya sudah berkali kali memperingatkan,agar yang berfaham wahabi "berkomentar yang baik,menggunakan kata kata yang sopan dan bagus"
Namun tiap kali saya buka blog ini,selalu saja penuh dengan komentar komentar kotor golongan faham wahabi.
Apakah begini ajaran Wahabi yang sesungguhnya?
Saya mengajak berdebat di blog mahrus ali gpl ini hanya untuk mencari kejelasan,mana yang benar?
Sunni (golongan yang sudah terpercaya sebagai ahlus sunnah wal jama'ah) ataukah Wahabi (Golongan yang terkenal suka menghujat,mengkafirkan orang islam lainnya yang tidak sefaham dengan mereka,bahkan ahlul bait sekalipun.dan yang paling parah,mereka juga terkenal sebagai para pembantai kaum sunni)
Kita debatnya yang bagus,kita gunakan dalil dalil yang jelas,pertanyaan saya sudah sangat jelas dan nanti masih banyak pertanyaan lainnya yang menunggu golongan wahabi.
Masak hanya untuk menjawab pertanyan seorang mahrus ali yang tak berilmu ini tak satupun wahabi yang bisa menjawab???!!!!
Buat anda golongan wahabi:
و قولوا للناس حسنا
واعرض عن الجاهلين
Mohon sedikit mempuka hati dan akal kalian,jangan rendahkan diri diri kalian dengan menyatakan diri kalian sebagai makhluk yang tak berakal.
Ingatlah!manusia itu adalah hewn yang mempunyai akal,bukan pengumpat yang mengikuti hawa nafsu.
Tunjukkan kalau kalian benar.
saya tunggu dalil dalil alqur'an hadits kalian.


NB:
Komentar yang tidak nyambul dan tidak ada dalil yang jelas tidak akan saya respon.

Tunjukkan kalau kalian benar.
saya tunggu dalil dalil alqur'an hadits kalian.
read more

Wahabi Tidak Konsisten Mengenai Bid'ah

Inilah Tokoh wahabi yang tidak konsisten membahas bid'ah,bagaimanapun dalilnya,kalau itu sesat akan selalu sesat.
Postingan kali ini bersumber dari sarkub
Salah satu tokoh Wahhabi Saudi adalah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Seperti halnya tokoh-tokoh Wahhabi yang lain semisal Ibn Baz dan al-Albani , al-Utsaimin berupaya dengan sekuat tenaga dan mengerahkan seluruh energi untuk meyakinkan para pengikutnya, para pengagumnya, dan para pemujanya bahwa semua bid’ah itu pasti `sesat’, dan yang namanya `sesat’ pasti masuk `neraka’. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan pernyataan al-Utsaimin yang begitu muluk-muluk dalam risalah kecil tentang bid’ah yang ditulisnya berjudul al-Ibda’ fi Kamal Syar’i wa Khathar al-Ibtida’ (kreasi tentang kesempurnaan syara’ dan bahayanya bid’ah), berikut ini:

قَوْلُهُ (كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ) كُلِّيَّةٌ، عَامَّةٌ، شَامِلَةٌ، مُسَوَّرَةٌ بِأَقْوَى أَدَوَاتِ الشُّمُوْلِ وَالْعُمُوْمِ (كُلٌّ)، أَفَبَعْدَ هَذِهِ الْكُلِّيَّةِ يَصِحُّ أَنْ نُقَسِّمَ الْبِدْعَةَ إِلَى أَقْسَامٍ ثَلاَثَةٍ، أَوْ إِلَى أَقْسَامٍ خَمْسَةٍ؟ أَبَدًا هَذَا لاَ يَصِحُّ. (محمد بن صالح العثيمين، الإِبْدَاع في كَمَال الشَّرْع وخَطَرِ الابتداع، ص/13).


“Hadits semua bid’ah adalah sesat, bersifat global, umum, menyeluruh (tanpa terkecuali) dan dipagari dengan kata yang menunjuk pada arti menyeluruh dan umum yang paling kuat yaitu kata-kata (seluruh)”. Apakah setelah ketetapan menyeluruh ini, kita dibenarkan membagi bid’ah menjadi tiga bagian, atau menjadi lima bagian? Selamanya, ini tidak akan pernah benar.” (Muhammad bin Shalih Utsaimin dalam al-Ibda’ fi Kamal al-Syar’i wa Khathar al-Ibtida’, hal. 13).

Lihatlah Pernyataan al-Utsaimin tersebut di atas memberikan pengertian bahwa hadits semua bid’ah adalah sesat, bersifat general, umum dan menyeluruh terhadap seluruh jenis bid’ah, tanpa terkecuali, sehingga tidak ada satu pun bid’ah yang boleh disebut bid’ah hasanah, apalagi disebut bid’ah mandubah yang mendatangkan pahala bagi pelakunya. Oleh karena itu, membagi bid’ah pada tiga bagian atau lima bagian, menurutnya tidak akan pernah dibenarkan, dan bid’ah tetap selalu ‘sesat’ dan masuk `neraka’. Begitulah menurut dia dan diikuti oleh sejumlah pengikut Salafy Wahhabi di dunia.

Tetapi anehnya tesis ini sulit dipertahankan secara ilmiah oleh Al-`Utsaimin sendiri. Disamping tesis tersebut hanya sebagai bukti kesempitan cara berfikirnya dan menyalahi metodologi berfikir para sahabat, ulama salaf dan ahli hadits, tesis di atas justru bertentangan dengan pernyataan al-Utsaimin sendiri di bagian lain dalam bukunya, yang membagi bid’ah menjadi beberapa bagian sesuai dengan pendapat mayoritas ulama. Misalnya ia menyatakan:

الأصل في أمور الدنيا الحل، فما ابتدع منها، فهو حلال، إلا أن يدل الدليل على تحريمه. لكن أمور الدين الأصل فيها الحظر، فما ابتدع منها، فهو حرام بدعة، إلا بدليل من الكتاب والسنة على مشروعيته


“Hukum asal perbuatan baru dalam urusan-urusan dunia adalah halal. Jadi, bid’ah dalam urusan-urusan dunia itu halal, kecuali ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Tetapi hukum asal perbuatan Baru dalam urusan-urusan agama adalah dilarang. Jadi, berbuat bid’ah dalam urusan-urusan agama adalah haram dan bid’ah, kecuali ada dalil dari al-Kitab dan Sunnah yang menunjukkan keberlakuannva.” (Al-Utsaimin, Syarh al-Aqidah al Wasithiyyah, hal. 639-640).

Tentu saja pemyataan Mbah Utsaimin ini membatalkan tesis sebelumnya, bahwa semua bid’ah secara keseluruhan itu sesat, dan sesat itu tempatnya di neraka. Namun kemudian, di sini al-Utsaimin membatalkannya dengan menyatakan bahwa bid’ah dalam urusan dunia, halal semua, kecuali ada dalil yang melarangnya. Bid’ah dalam urusan agama haram dan bid’ah semua, kecuali ada dalil yang membenarkannya. Dengan klasifikasi bid’ah menjadi dua (versi al-Utsaimin), yaitu bid’ah dalam hal dunia dan bid’ah dalam hal agama, dan memberi pengecualian dalam masing-masing bagian, menjadi bukti bahwaal-Utsaimin tidak konsisten dengan pemyataan awalnya (tidak ada pembagian dalam bid’ah). Selain itu, pembagian bid’ah menjadi dua versi ini, tidak memiliki dasar yang dapat dipertanggung­jawabkan, dan hanya retorika Wahhabisme saja dalam mencari mangsa untuk menjadi pengikutnya.

Dalam bagian lain, al-Utsaimin juga menyatakan:

ومن القواعد المقررة أن الوسائل لها أحكام المقاصد فوسائل المشروع مشروعة ووسائل غير المشروع غير مشروعة بل وسائل المحرم حرام، فالمدارس وتصنيف العلم وتأليف الكتب وإن كان بدعة لم يوجد في عهد النبي صلى الله عليه وسلّم على هذا الوجه إلا أنه ليس مقصداً بل هو وسيلة والوسائل لها أحكام المقاصد. ولهذا لو بنى شخص مدرسة لتعليم علم محرم كان البناء حراماً ولو بنى مدرسة لتعليم علم شرعي كان البناء مشروعاً

“Di antara kaedah yang ditetapkan adalah bahwa perantara itu mengikuti hukum tujuannya. Jadi perantara tujuan yang disyariatkan, juga disyariatkan. Perantara tujuan yang tidak disyariatkan, juga tidak disyariatkan. Bahkan perantara tujuan yang diharamkan juga diharamkan. Karena itu, pembangunan rnadrasah-rnadrasah, penyusunan ilmu pengetahuan dan kitab-kitab, meskipun bid’ah yang belum pernah ada pada masa Rasulullah dalam bentuk seperti ini, namun ia bukan tujuan, melainkan hanya perantara, sedangkan hukum perantara mengikuti hukum tujuannya. Oleh karena itu, bila seseorang rnembangun madrasah untuk mengajarkan ilmu yang diharamkan, rnaka membangunnya dihukumi haram. Bila ia membangun madrasah untuk rnengajarkan syariat, maka membangunnya disyariatkan.” (Al-Utsaimin, al-Ibda’ fi Kamal Syar’i wa Khathar al-Ibtida’, hal. 18-1 9).

Dalam pernyataan ini Al-Utsaimin juga membatalkan tesis yang diambil sebelumnya. Pada awalnya dia mengatakan, bahwa semua bid’ah secara keseluruhan, tanpa terkecuali adalah sesat, dan sesat tempatnya di neraka, dan tidak akan pemah benar membagi bid’ah menjadi tiga apalagi menjadi lima. Kini, al-Utsaimin telah menyatakan, bahwa membangun madrasah, menyusun ilmu dan mengarang kitab itu bid’ah yang belum pernah ada pada masa Rasulullah namun hal ini bid’ah yang belum tentu sesat, belum tentu ke neraka, bahkan hukum bid’ah dalam soal ini terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hukum tujuannya.

Begitulah, al-’Utsaimin yang sangat dikagumi oleh Salafy Wahhabi akhirnya jatuh ke dalam lumpur tanaqudh (kontradiksi). Pada awalnya dia mengeluarkan tesis bahwa semua bid’ah itu sesat, tanpa terkecuali. Namun kemudian, dalam buku yang sama, ia tidak dapat mengelak dari realita yang ada, sehingga membagi bid’ah menjadi beberapa bagian sebagaimana pandangan mayoritas ulama.

Para ulama menyatakan:
المبطل متناقض , لأن الله تعلى قال : ولو كان من عند غير الله لو جدوا فيه اختلفا كثيرا



“Orang yang memiliki ajaran batil pasti kontradiksi dengan dirinya sendiri. Karena Allah SWT telah berfirman: “Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. al-Nisa’ 82).

Andaikan, para tokoh Wahhabi selain Al-Utsaimin seperti Ibn Baz dan al‑Albani dan Arrabi’ yang dikagumi oleh Wahhabiyun mau rendah hati dan mengikuti para ulama besar seperti al-Imam al-Syafi’i, al-Khaththabi, Ibn Abdilbarr, al-Nawawi, Izzuddin bin Abdissalam, al-Hafizh Ibn Hajar dan lain-lain, tentu mereka tidak akan jatuh dalam lumpur tanaqudh dan tahrif.

Demikianlah kontradiksi dari pendapat Syaikh pujaan wahhabi, Al-Utsaimin, mengenai bid’ah yang semoga menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mengikuti jalan yang ditempuh oleh Syaikh Al-Utsaimin dan Syaikh-syaikh wahhabiyyun lainnya.

Wallahu a’lam bishshowab.


debat wahabi,faham wahabi,kesesatan wahabi,wahabi bukan ahlus sunnah wal jama'ah
read more

Wahabi Tidak Mau Bedebat Di Internet

Benarkah Wahabi Tidak Mau Berdepat Di Internet Karna itu tidak ada gunanya?
Sebagian orang wahabi berdalih tidak menjawab pertanyaan mengenai wahabi karna berpendapat berdebat di internet di anggap tidak ada gunanya.
karna jawaban mereka begitu,saya mempunyai pertanyaan tambahan mengenai itu.
pertanyaan saya:
1. Kalau berdebat di internet tidak ada gunanya,lalu mencaci maki orang islam dan mengkafirkan orang islam yang tidak sependapat dengan faham wahabi apa ada gunanya?
2. kalau berdebat di internet tidak ada gunanya,mereka meminta berdebat secara langsung,lalu kenapa mahrus ali yang mengaku mantan kyai nu tidak hadir waktu diajak berdebat dimuka umum?
(mengenai ini bisa anda lihat di Wahab atau di sarkub dan banyak situs situs yang lain yang memuat artikel kepengecutan MAHRUS ALI MANTAN SAPI NU)
Agar anda puas,saya akan pegang kata kata orang wahabi yang mengatakan berdebat di internet tidak berguna,bagaimana kalau kita buka debat terbuka saja,saya akan hubungi teman teman NU,Insya allah saya bisa menghubungi pengurus NU Jember dan NU Probolinggo,Insya allah saya akan siap menghadiri dan mengikuti dan melawan utusan wahabi dari daerah manapun.
(namun jangan tanya saya dari mana,alamat lengkap saya dimana,karna terus terang saya takut sama orang orang wahabi,takutnya malah nanti RUMAH SAYA DI BOM na'udzubillahi mindzalik "bila ingin mengetahui pengeboman wahabi silahkan anda baca di WAHABI MENGEBOM ACARA MAULID DI SRILANGKA)
3. Kalau memang perdebatan di internet itu tidak berguna,kenapa kaum wahabi membuat artikel artikel yang mengkafirkan amaliyah aswaja?
apa anda (kaum wahabi) tidak punya malu?sudah berapa kali tokoh tokoh anda dipermalukan didepan umum?
kalau hanya berdebat dengan wahabi,warga NU tidak usah menurunkan para ulama' NU,cukup santrinya saja cukup,coba anda lihat M.IDRUS RAMLI beliau hanya alumni pondok pesantren sidogiri,namun sudah banyak dan sering mematahkan dan mempermalukan tokoh tokoh wahabi,apa kalian (kaum wahabi) tidak kapok dan tidak malu lagi lagi akan di permalukan?
Semoga anda masih punya malu dan berkenan segera melayangkan surat resmi  untuk mengadakan debat terbuka.



read more

Dongeng wahabi/Dongeng Wahhabi

Assalamualaikum.warohmatullahi wabarokatuh.
Cukup Lama juga saya tidak buka dan tidak update blog ini,banyak komentar yang menunggu moderasi,jadi saya mohon maaf pada semua yang sudah berkomentar,dan saya masih belum bisa membalas satu persatu,karna tadi saya temukan ada 20 komentar,sedangkan saya masih belum mempunyai banyak waktu.
Untuk menampah postingan mengenai wahabi saya juga masih belum sempat mengupdate,apalagi saya juga sudah bosen rasanya memosting mengenai wahabi tapi kaum wahabi sendiri cuma merespon dengan cacian,padahal yang saya harapkan adalah jawaban yang berdalil seperti perkataan mereka yang katanya selalu berpegang teguh pada alqur'an dan alhadits (walaupun pada kenyataannya hanyalah kedok wahabi saja)
kembali kepada judul postingan ini (Dongeng Wahabi) postingan kali saya ambil dari blog akhi wahyu yang bernama Gubug Berbagi alhamdulillah masih ada kaum muslimin ahlus sunnah wal jama'ah yang menyempatkan diri bertabligh di dunia maya untuk mencegah kemungkaran dan bahayanya faham wahabi yang sangat menyesatkan.
Penyesatan yang mereka lakukan bermacam macam cara,bahkan sampai membuat cerita yang sebenarnya cerita itu hanya kedog saja.
Mari kita simak Dongeng wahabi berikut ini:
Dongeng wahabi/Dongeng Wahhabi
Dongeng ini sangat populer di kalangan Salafi-Wahabi, padahal cerita ini adalah fiktif belaka dan tidak lebih dari hanya sebuah dongeng semata, tapi aneh nya dongeng ini bukan saja di sukai oleh anak-anak, tapi justru sangat popular dan di sukai oleh Ustadz atau Syekh Salafi-Wahabi, Cuma saja dongeng ini beredar dengan beragam judul, dikalangan Salafi-Wahabi lebih sering didongengkan dengan judul “Siapakah Wahabi sesungguhnya ?” dan “Inilah Wahabi Sesungguhnya” dan bahkan karena terlalu terbawa dan percaya dengan dongeng populer wahhabiyyah Rustumiyyah ini, tanpa mencari tau kebenaran nya, sebagian orang menyangka cerita fiktif tersebut adalah sebuah kenyataan, meskipun tidak bisa membuktikan kebenaran cerita nya, karena kebiasaan para pengikut mereka yang hanya bisa membaca tapi tidak mencari Fakta yang mengerikan, hanya bisa mendengar tak bisa berkomentar, sehingga dongeng tersebut terus disebarkan oleh orang-orang yang tidak punya malu dan tanggung jawab (semoga Allah membalas nya dengan balasan yang setimpal).

Dongeng Populer Wahhabiyyah Rustumiyyah ini menceritakan tentang ajaran seorang yang bernama Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum [208 H/823 M] atau konon disebut dengan nama Wahhabi, dan di akhir cerita di vonis sesat oleh seorang Ulama bernama Al-Lakhmi atau nama lengkap Ali bin Muhammad Al-Lakhmi [478 H/1085 M], adapun bila ada kesamaan nama atau sebutan dalam dongen tersebut hanyalah sebuah kebetulan atau memang ada misi dibalik nama-nama tersebut, namun nama-nama dan sebutan dalam dongeng populer ini tidak ada hubungan dengan Salafi-Wahabi dengan bermacam varian nya, yang juga difatwakan sesat oleh Ulama Ahlus Sunnah Waljama’ah seluruh dunia, karena Wahabi yang difatwakan sesat oleh Ulama Ahlus Sunnah sedunia adalah ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi [1206 H/1791M], sekali lagi bahwa Wahabi dalam dongeng tersebut tidak ada hubungan apa pun dengan Wahabi yang beredar disekeliling kita sekarang ini atau yang sering menyebut diri nya Salafi, meri kita ikuti dongeng populer ini sampai akhir, agar generasi kita tidak termakan oleh sebuah dongeng atau cerita yang tidak bisa dibuktikan kebenaran nya (semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah Agama ini).

Begini Cerita nya ! Dongeng ini kami copas dari situs Syekh Salafi-Wahabi, tapi ingat ini hanya sebuah dongeng ! harap baca sampai tuntas, agar tidak salah paham.

(awal dongeng)-

Cerita ini berawal dari dialog antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy Syuwai’ir dengan para masyaikh/dosen-dosen disuatu Universitas Islam di Maroko (tidak jelas Universitasnya).

Salah seorang Dosen itu berkata: ”Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya,dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu Madzhab Wahabi.”

Kemudian Asy Syaikh dengan tenangnya menjawab: ”Sungguh banyak pengetahuan yang keliru yang melekat dalam pikiran manusia, yang mana pengetahuan tersebut bukan diambil dari sumber-sumber yang terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat khabar-khabar yang tidak tepat dalam hal ini.

Baiklah, agar pemahaman kita bersatu, maka saya minta kepada kalian dalam diskusi ini agar mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber yang terpercaya,dan saya rasa di Universitas ini terdapat Perpustakaan yang menyediakan kitab-kitab sejarah islam terpercaya .Dan juga hendaknya kita semaksimal mungkin untuk menjauhi sifat Fanatisme dan Emosional.”

Dosen itu berkata : ”saya setuju denganmu, dan biarkanlah para Masyaikh yang ada dihadapan kita menjadi saksi dan hakim diantara kita.

Asy Syaikh berkata : ”saya terima, Setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan kepada anda untuk melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini.”

Dosen itu pun berkata :”baiklah kita ambil satu contoh, ada sebuah fatwa yang menyatakan bahwa firqoh wahabi adalah Firqoh yang sesat. Disebutkan dalam kitab Al-Mi ’yar yang ditulis oleh Al Imam Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Lakhmi pernah ditanya tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahabiyyun membangun sebuah masjid,”Bolehkan kita Sholat di Masiid yang dibangun olehorang-orang wahabi itu ??”maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab:”Firqoh Wahabiyyah adalah firqoh yang sesat, yang masjidnya wajib untuk dihancurkan, karena mereka telah menyelisihi kepada jalannya kaum mu ’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat dan wajib bagi kaum muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin ”.

Dosen itu berkata lagi :”Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini,”

Kemudian Asy Syaikh menjawab : ”Tunggu dulu..!! kita belum sepakat, lagipula diskusi kita ini baru dimulai, dan perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa yang seperti ini yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi, untuk itu tolong anda sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu !”

Dosen itu berkata: ”anda ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya ??”

Asy Syaikh menjawab:”dari sampul luarnya saja.”

Dosen itu kemudian mengambil kitabnya dan membacakannya: ”Namanya adalah Kitab Al-Mi’yar,yang dikarang oleh Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H dikota Fas, di Maroko.”

Kemudian Asy Syaikh berkata kepada salah seorang penulis di sebelahnya:”wahai syaikh, tolong catat baik- baik, bahwa Imam Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H. Kemudian bisakah anda menghadirkan biografi Imam Al- Lakhmi ??”

Dosen itu berkata:”Ya,”kemudian dia berdiri menuju salah satu rak perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz dari salah satu kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Didalam kitab tersebut terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia dan Afrika Utara.

Kemudian Asy Syaikh berkata : ”Kapan beliau wafat?”

Yang membaca kitab menjawab: ”beliau wafat pada tahun 478 H”

Asy Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi: ”wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya Syaikh Al-Lakhmi ” kemudian ditulis.

Lalu dengan tegasnya Asy Syaikh berkata : ”Wahai para masyaikh….!!! Saya ingin bertanya kepada antum semua …!!! Apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan suatu kelompok yang belum datang (lahir) ???? kecuali kalau dapat wahyu????”

Mereka semua menjawab :”Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda !”

Asy syaikh berkata lagi : ”bukankah wahabi yang kalian anggap sesat itu adalah dakwahnya yang dibawa dan dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab ????

Mereka berkata : ”Siapa lagi???”

Asy Syaikh berkata:”Coba tolong perhatikan..!!! Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H, …

Nah,ketika Al-Imam Al-Lakhmi berfatwa seperi itu, jauh RATUSAN TAHUN lamanya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab belum lahir. bahkan sampai 22 generasi keatas dari beliau sama belum yang lahir.apalagi berdakwah..

KAIF ??? GIMANA INI???

(Merekapun terdiam beberapa saat..)

Kemudian mereka berkata:”Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi oleh Imam Al-Lakhmi tersebut ??” mohon dielaskan dengan dalil yang memuaskan, kami ingin mengetahui yang sebenarnya !”

Asy Syaikh pun menjawab dengan tenang : ”Apakah anda memiliki kitab Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al-Faradbil, seorang kebangsaan Francis ?”

Dosen itu berkata:”Ya ini ada,”

Asy Syaikh pun berkata :”Coba tolong buka di huruf “ wau” ..maka dibukalah huruf tersebut dan munculah sebuah judul yang tertulis “ Wahabiyyah”

Kemudian Asy Syaikh menyuruh kepada Dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqoh wahabiyyah itu.

Dosen itu pun membacakannya: ”Wahabi atau Wahabiyyah adalah sebuah sekte KHOWARIJ ABADHIYYAH yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al-Khoriji Al- Abadhi, Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam, dia menghapus kewajiban menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H dikota Thorat di Afrika Utara. Penulis mengatakan bahwa firqoh ini dinamai dengan nama pendirinya, dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah.

Setelah Dosen itu membacakan kitabnya Asy Syaikh berkata : ”Inilah Wahabi yang dimaksud oleh imam Al-Lakhmi, inilah wahabi yang telah memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki. Adapun Dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung oleh Al-Imam Muhammad bin Su’ud-Rahimuhumallah-, maka dia bertentangan dengan amalan dakwah Khowarij, karena dakwah beliau ini tegak diatas kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, dan beliau menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya, mereka mendakwahkah tauhid, melarang berbuat syirik, mengajak umat kepada Sunnah dan menjauhinya kepada bid ’ah, dan ini merupakan Manhaj Dakwahnya para Nabi dan Rasul. (akhir dongeng)

Itulah dongeng lengkap yang sering diceritakan oleh para Syekh Salafi-Wahabi kepada pengikut setia mereka, hati-hati jangan terjebak oleh dongeng ini …..!!!


BENARKAH CERITA ITU SEBUAH DONGENG ???

Dalam dongeng populer itu menceritakan bahwa ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum bernama Wahhabiyah nisbah kepada nama Abdul Wahhab, ternyata ajaran yang disebarkan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum itu bukan Wahhabiyyah ( الوهابيه ) tapi Wahbiyyah ( الوهبية ), lalu kenapa juga ajaran nya disebut Wahbiyyah ? apakah Wahbiyyah itu nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum ? nah tentu saja bukan karena ajaran Wahbiyyah tersebut adalah nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi (38 H) [عبد الله بن وهب الراسبي] [Lihat Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya- halaman 145], lalu pecah kepada beberapa firqah, nah firqah nya Abdul wahhab bin Abdirrahman bin Rustum di sebut Wahbiyyah Rustumiyyah (bukan Wahhabiyyah Rustumiyyah), bahkan dalam kitab yang tersebut di atas (rujukan dalam dongeng) sangat jelas bahwa Al-Lakhmi di tanyakan tentang kaum Wahbiyyah, bukan tentang Wahhabiyyah, tetapi dalam dongeng disebutkan bahwa Al-Lakhmi ditanyakan tentang Wahhabiyyah, ini jelas-jelas tipuan dan pembodohan, simak penjelasan berikut ini :

Dalam kitab Tarikh Ibnu Khaldun juzuk II halaman 98, beliau berkata :

وكان يزيد قد أذل الخوارج ومهد البلاد فكانت ساكنة أيام روح ورغب في موادعة عبد الوهاب بن رستم وكان من الوهبية فوادعه

Perhatikan dari teks di atas : (ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ)
dan adalah Abdul Wahhab bin Rustum sebagian dari “Wahbiyyah”

Maksudnya, Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum adalah pengikut Wahbiyyah bukan Wahhabiyyah, dan juga bukan pendiri Wahbiyyah sehingga ada anggapan bahwa ajaran nya bernama Wahhabiyyah nisbah kepada nama nya Abdul Wahhab, sunnguh anggapan yang sangat keliru, perbedaan antara Wahbiyyah dan Wahhabiyyah bagaikan langit dan bumi, baik dari penulisan atau bacaan nya, atau pun pada nisbah dan ajaran nya, tapi kemiripan penulisan tulisan dan bacaan nya membantu para Syekh Salafi-Wahabi untuk menipu para simpatisan mereka, maka tertipulah orang-orang yang hanya bisa melihat tapi tak mau berpikir. (na’uzubillah)

Bahkan dalam Al-Mi’yaar al-Mu’rib wa al-Jaami’ al-Mughrib ‘an Fataawaa Ifriiqiyyah wa al-Andalus wa al-Maghrib juzuk 11 halaman 168 di tulis oleh Ahmad bin Yahya Al-Wansyarisi (sebagaimana rujukan dalam dongeng di atas)

وسئل اللخمي عن قوم من الوهبية سكنوا بين أظهر أهل السنة زمانا وأظهروا الآن مذهبهم وبنوا مسجدا ويجتمعون فيه ويظهرون مذهبهم في بلد فيه مسجد مبني لأهل السنة زمانا ، وأظهروا أنه مذهبهم وبنوا مسجدا يجتمعون فيه ويأتي الغرباء من كل جهة كالخمسين والستين ، ويقيمون عندهم ، ويعملون لهم بالضيافات ، وينفردون بالأعياد بوضع قريب من أهل السنة . فهل لمن بسط الله يده في الأرض الإنكار عليهم ، وضربهم وسجنهم حتى يتوبوا من ذلك ؟

Perhatikan dari teks di atas : (ﻭﺳﺌﻞ ﺍﻟﻠﺨﻤﻲ ﻋﻦ ﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ)
“Dan Al-Lakhmi ditanyakan tentang satu kaum dari Wahbiyyah”

Maksudnya, Imam Al-Lakhmi ditanyakan tentang satu firqah dari Wahbiyyah, sementara dalam dongeng di atas disebutkan Al-Lakhmi ditanyakan tentang firqah Wahhabiyyah, sangat jelas ini tipuan belaka, Wahhabiyyah dalam penulisan bahasa Arab ber-tasydid pada (Ha) dan ada (Alif) di depan (Ha), sementara Wahbiyyah tulisan nya tidak ber-tasydid pada (Ha) dan tidak ada (Alif) di depan (Ha), maka fatwa Al-Lakhmi bukan tentang faham Wahhabiyyah, tapi tentang firqah Wahbiyyah, dan tidak ada hubungan antara Wahhabiyyah dan Wahbiyyah Rustumiyyah ibadhiyyah.

Dan dalam buku seorang sejarawan asal Prancis, sebagaimana rujukan dalam dongeng itu pula, yaitu Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al-Faradbil [1364 H/1945 M], lihatlah penyimpangan cerita itu dengan apa yang tersebut dalam buku rujukan nya, ini tulisan Al-Faradbil dalam buku nya :

وقد سموا أيضا الوهبيين نسبة إلى عبد الله بن وهب الراسبي ، زعيم الخوارج

“Dan sungguh mereka dinamakan Wahbiyyin (الوهبيين) karena dinisbahkan kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi, yang di tuduh sebagai Khawarij” [Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya- halaman 145].

Ternyata dalam buku Al-Faradbil juga tertulis Wahbiyyin, bukan Wahhabiyyin, dan dengan sharih disebutkan nisbah nya, Wahbiyyah atau Wahbiyyin bukan nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum sebagaimana dalam dongeng di atas, akan tetapi Wahbiyyah itu nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.

Semakin terang benderang upaya makar para syekh Salafi-Wahabi hendak memutar balikkan fakta, sungguh tipuan yang hampir sempurna, banyak trik yang telah mereka susupi dalam kitab, buku, situs dan blog mereka, dan para pengikut mereka tidak pernah mempertanyakan atau membuktikan kebenaran nya, sikap para pengikut mereka yang hanya bisa taqlid buta, semakin mendukung para syekh akan terus mempertahankan taktik ini, (semoga membuka mata para pecinta dongeng itu).

Dan perhatikan nama-nama kitab Wahbiyyah berikut ini :

كتـاب ( تلخيص عقائد الوَهْبِيَّة في نكتة توحيد خالق البرية ) * للشيخ إبراهيم بن بيحمان اليسجني من علماء وادي مِيزَاب بالجزائر ( ت : 1232هـ / 1817م )

كتاب ( العقيدة الوَهْبِيَّة ) * للشيخ أبي مسلم ناصر بن سالم البَهْلانِي من علماء عُمَان ( ت : 1339هـ / 1920م )

كتاب ( دفع شبه الباطل عن الإباضية الوَهْبِيَّة المحقة ) * للشيخ أبي اليقظان إبراهيم من علماء وادي مِيزَاب بالجزائر ( ت : 1393هـ / 1973م )

Perhatikan, ini pengakuan dan pernyataan dari mereka sendiri bahwa faham mereka bernama “Wahbiyyah- الوَهْبِيَّة” bukan Wahhabiyyah, semua mata pun bisa melihat dengan sangat jelas, hanya hati yang ingkar yang masih mempertahankan cerita yang tidak bisa dibuktikan kebenaran nya, ketika cerita atau sejarah sudah tidak lagi sesuai dengan fakta, maka pantaslah cerita itu masuk dalam kategori Dongeng, silahkan saja bercerita, tapi bukan untuk di percaya, tapi seharusnya seorang Ustadz tidak mengelabui murid-murid nya dengan cerita dusta, apalagi setingkat Ustadz lulusan luar negeri, sungguh sangat disayangkan. (semoga allah membuka mata mereka)

WAHHABI ADALAH NAMA AJARAN SYEKH MUHAMMAD IBNU ABDIL WAHHAB AT-TAMIMI AN-NAJDI

berikut bukti pengakuan dari Syaikh Wahabi yakni Ibnu Baz dalam kitab Fatawa Nur ‘ala al-darb pada soal yang ke 6 sebagai berikut :

س 6 – يقول السائل: فضيلة الشيخ، يسمي بعض الناس عندنا العلماء في المملكة العربية السعودية بالوهابية فهل ترضون بهذه التسمية؟ وما هو الرد على من يسميكم بهذا الاسم؟

“Soal ke 6 – Seseorang bertanya kepada Syaikh : Sebagian manusia menamakan Ulama-Ulama di Arab Saudi dengan nama Wahabi [Wahabiyyah], adakah antum ridho dengan nama tersebut ? dan apa jawaban untuk mereka yang menamakan antum dengan nama tersebut ?”
Syaikh Ibnu Baz menjawab sebagai berikut :

الجواب: هذا لقب مشهور لعلماء التوحيد علماء نجد ينسبونهم إلى الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمة الله عليه

“Jawab : Penamaan tersebut masyhur untuk Ulama Tauhid yakni Ulama Nejed [Najd], mereka menisbahkan para Ulama tersebut kepada Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab.
dan bahkan Ibnu Baz memuji nama tersebut, ia berkata :

فهو لقب شريف عظيم

“Nama itu (Wahhabiyah) adalah panggilan yang sangat mulia dan sangat agung”.

Sungguh pengakuan yang sangat jujur yang seharusnya dimiliki oleh semua Syekh Salafi-Wahabi, kenapa harus main curang kalau memang yakin dengan kebenaran dakwah Wahabi ? lagi pula kebenaran dan kesesatan bukan pada sebuah nama atau julukan, justru kebohongan yang semakin lama semakin banyak Nampak ke permukaan, akan membuat para penggemar Salafi-Wahabi kecewa, ketika mereka tau ternyata Wahabi bukan bermanhaj Salaf.


KESALAHAN PARA SYEKH SALAFI-WAHABI DALAM DONGENG INI

1. Menghubungkan Fatwa tentang firqah Wahbiyyah dengan firqah Wahhabiyyah.

2. Menghilangkan atau menganggap sama Wahbiyyah dengan Wahhabiyyah.

3. Cerita nya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam kitab atau buku rujukan yang tersebut dalam cerita itu.

4. Menceritakan bahwa Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum adalah pendiri Wahbiyyah, agar sesuai dengan tujuan cerita.

5. Ternyata tidak ada ajaran bernama Wahhabi pada masa daulah Rustumiyyah.

6. Wahbiyyah ternyata nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.

7. Main curang untuk membela satu paham yang mereka anggap benar.


MISI DIBALIK DONGENG INI

Siapa pun bisa menebak apa misi di balik trik ini, trik yang sudah terlalu sering digunakan oleh para Syekh Wahhabi Saudi, walaupun trik ini kelihatan sangat super bodoh tapi tetap mereka pertahankan, karena sangat efektif mempengaruhi orang bodoh (awam), ideologi bodoh itu sangat ilmiah dan masuk akal di kalangan orang bodoh, tapi orang yang berpendidikan pasti bisa melihat apa maksudnya dongeng itu ? dia pasti bisa merasakan ada sesuatu di balik cerita yang tidak ada manfaat itu, dan bahkan sangat jelas dalam dongeng itu pun telah ada pembelaan terhadap ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab, kemiripan sebuah nama, mereka gunakan untuk menutupi kesesatan ajaran mereka, agar orang buta bertambah gelap dalam kebutaan nya, dan menyangka itulah Wahhabi sesungguhnya yang difatwakan sesat oleh ulama Ahlus Sunnah, dan ajaran sesat Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab pun terlepas dengan hanya sebuah dongeng belaka (na’uzubillah min dzalik).


FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH WALJAMA’AH TENTANG AJARAN SYEKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB AT-TAMIMI

Al-Imam Ibn Abidin Al-Hanafi berkata :

Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H. (Hasyiyah Raddul Muhtar ‘ala Ad-Durr al-Mukhtar-juzuk 4- halaman 262).

Al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid Al-Hanbali An-Najdi berkata :

Abdul Wahhab bin Sulaiman At-Tamimi An-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang.

Beliau selalu berkata kepada masyarakat, “Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-orang yang jauh darinya.

Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya. (As-Suhub Al-Wabilah ‘ala Dharaih Al-Hanabilah-halaman 275).

Al-Imam Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan Asy-Syafi’I Al-Makki :

Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu menulis bantahan terhadap Ibnu Abdil Wahhab. Karena sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam cukup sebagai bantahan terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda mereka (Khawarij) adalah mencukur rambut (maksudnya orang yang masuk dalam ajaran Wahhabi, harus mencukur rambutnya)”. Karena hal itu belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan ahli bid’ah. (Fitnah Al-Wahhabiyah, halaman. 54).

Al-Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki :

Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang mendistorsi penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-orang pendusta. (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain- juzuk 3- halaman 307).

Pandangan Ulama empat madzhab di atas sangat jelas untuk ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi yang bernama Wahhabi, bukan untuk ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum atau Firqah Wahbiyyah Rustumiyyah Ibadhiyyah.


KESIMPULAN

~ Firqah yang difatwakan sesat oleh Al-Lakhmi dalam dongeng adalah ajaran yang dinisbahkan kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum yang bernama Wahhabiyyah, tapi kenyataan nya dalam rujukan kitab itu, bukan bernama Wahhabiyyah tapi Wahbiyyah.

~ Wahbiyyah bukan nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum, tapi nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.

~ Wahbiyyah dan Wahhabiyyah adalah dua nama untuk dua ajaran yang berbeda dan masa berbeda.

~ Wahhabi atau Wahhabiyyah yang telah difatwakan sesat oleh Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah semua Madzhab, sejak kemunculan nya sampai sekarang adalah ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi, dan tidak ada hubungan dengan fatwa Al-Lakhmi.

~ Ada misi di balik dongeng tersebut, mereka ingin membela ajaran Syekh mereka dengan cara berdusta dan membodohi para pengikut setia mereka, dan mengalihkan semua Fatwa Ulama hlus Sunnah Waljama’ah kepada ajaran lain yang hampir serupa nama nya dalam penulisan dan bacaan nya.

~ Fatwa Ulama Ahlus Sunnah seluruh Madzhab, ditujukan kepada ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdi, yakni ajaran Salafi-Wahabi.

~ Wahabi dalam dongeng tersebut tidak ada hubungan dengan Salafi-Wahabi, bukan sebagai bukti sesat nya atau tidak sesat nya.

~ Wahhabi yang sesungguhnya hanya ada satu yakni ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi, karena ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum tidak pernah dinamakan dengan nama Wahhabi kecuali hanya dalam dongeng itu saja.

~ Hati-hati membaca dongeng, jangan sampai anda termakan dan menjadi korban sebuah dongeng, apalagi dongeng dalam masalah Agama.

Semoga tulisan ini menjadi ilmu bagi penulis dan pembaca semua, dan juga kepada siapa pun yang pernah termakan oleh dongeng itu,amiin.....

read more

Pertanyaan Mantan Kyai wahabi Kepada Wahabi

Sampai sekarang ternyata mahrus ali yang mengaku mantan kyai NU dan semua golongan wahabi tidak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaan saya yang saya posting dengan judul "pertanyaan saya kepada mantan kyai nu"
dari golongan wahabi yang komentar cuma komentar sampah saja,ada juga yang bilang pertanyaan saya tidak ada dalilnya,padahal dalilnya sudah komplit bukan hanya ada haditsnya tapi juga ada ayat alqur'anul karimnya.
memang sungguh menyedihkan golongan yang berfaham wahabi itu,mereka hanya bisa mencaci,banyak bicara namun tidak bisa mengeluarkan hujjah yang haq.
karna itu saya sekali lagi memosting pertanyaan buat mereka dipostingan saya kali ini.
PERTANYAAN SAYA BUAT SEMUA YANG BERFAHAM WAHABI
1. wahabi mengatakan bahwa tahlil,maulid,ziarah kubur dan lainnya adalah bid'ah,karna jelas itu adalah pekerjaan yang masih tergolong dalam urusan agama yang tidak pernah dilakukan rasulullah saw.
tiap tiap pekerjaan yang masih termasuk dalam lingkup agama namun tidak pernah dilakukan oleh rasulullah saw menurut wahabi adalah bid'ah.
tapi ternyata wahabi sendiri juga melakukan bid'ah,diantara kelakuan bid'ah kaum wahabi adalah:
a. sekolah/mondok di pesantren
b. membuat kitab/buku
c. bertabligh/berdakwah dengan menggunakan internet
sedangkan perkara (a),(b) dan (c) sama sama pekerjaan yang masih dalam lingkup urusan agama,berarti jelas kelakuan para wahabi juga bid'ah.
kaum wahabi biasanya menjawab pertanyaan semisal diatas dengan dalih maslahatul mursalah.
kalau anda kaum wahabi masih ngotot dengan jawaban maslahatul mursalah,maka saya akan bertanya pada anda,mana hadits atau al qur'an yang menyatakan maslahatul mursalah?!
2. orang wahabi tidak mau dengan ilmu ushul dan takwil al qur'an sehingga mengambil dan mentelaah alqur'an dan hadits hanya secara arti muthlaknya saja sehingga mengatakan allah duduk dikursi dan berbentuk seperti manusia,lalu bagaimana tanggapan anda mengenai ayat alqur'an berikut ini:
ليس كمثله شيء
tidak ada sesuatupun yang menyerupainya (allah)
lantas orang wahabi mengatakan allah berwajah dan bertangan,yang mana pemahaman seperti ini jelas berarti menyamakan allah dengan makhluknya.
mengenai ta'wil para ulama' terkemuka yang ilmu dan keshalihannya sudah jelas dan tidak bisa diragukan saja melakukan ta'wil,tapi kaum wahabi malah mengatakan itu syirik,coba anda lihat dan baca ini:
1/2. al-Imam al-Bukhari mengatakan:

بَابُ – كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ اَيْ مُلْكَهُ.
Artinya, “Bab tentang ayat : Segala sesuatu akan hancur kecuali Wajah-Nya, artinya Kekuasaan-Nya.”

Nah, kata wajah-Nya, oleh al-Imam al-Bukhari diartikan dengan mulkahu, artinya kekuasaan-Nya.
كل شيئ هالك الا وجهه. الا ملكه. ويقال الا ما اريد به وجه الله
Artinya: “Segala sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya”, maksudnya adalah“Kecuali kekuasaan-Nya. Dan ada pendapat lain yang mengatakan “Kecuali yang ditujukan untuk mendapatkan balasan Allah”. (Lihat Shahih Al Bukhari Juz 3 halaman 171).

Apa yang dilakukan Al Bukhari di atas jelas merupakan Ta’wil terhadap firman Allah. Ini berarti Akidah Imam Al Bukhari sama dengan Akidah mayoritas Ummat Islam (ahlus sunnah wal jama'ah).
2/2. Apa kalian masih tetap tidak menerima ta'wil dan ushul?,lalu bagaimana dengan Hadits yang diriwayatkan muslim:
 قال رسول الله  صلى الله عليه وسلم ان الله عز وجل بقول بوم القيامة يا ابن ادم مرضت فلم تعدني...... الى اخره

apa kalian berkeyakinan allah itu sakit?
Untuk sementara ini saya cukupkan pertanyaan kecil saya ini.
Kalau asatidz wahabi,mahrus ali mantan kyai nu dan semua kelompok wahabi punya otak dan berilmu silahkan jawab semua pertanyaan saya ini.

قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ البقرة 111

INGAT!berkomentar dengan dalil,jangan asal ngomong seperti teman teman anda yang sudah banyak berkomentar sampah di blog saya ini.
Untuk Lebih jelasnya lebih Baik Anda Juga membaca pertanyaan saya sebelumnya di pertanyaan saya kepada mantan kyai nu
Bagi saudaraku seiman min ahlis sunnati wal jama'ah (annahdliyin) saya mohon saran dan masukannya.
Di Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Komentar Disini
read more

aku bahagia dengan ucapan murid MI

tadi saya ada di jember bersilatur rohim kepada saudara,saat disana saya sempatkan jalan jalan melihat lihat sekitar pondok pesantren dan madrsah.
sambil berbincang bincang dengan saudara saya terus berjalan sambil melihat lihat dan mencoba meresapi nuansa disana.
waktu anak sekolah madrasah ibtidaiyah sudah pas keluar,bel sudah berbunyi dan tak lama kemuadian keluarlah anak anak murid ibtidaiyah.
hatiku bergerak merasakan kebanggaan yang luar biasa,saat aku mendengar beberapa anak murid ibtidaiyah yang bergandengan tangan mengucap kata "HIDUP DAMAI BERGANDENG TANGAN,LEMAH LEMBUT SEPERTI RASULULLAHI SHALLAHU 'ALAIHI WA SALLAMA,HINDARI KEKERASAN DAN KESESATAN ALA SALAFI WAHABI"
anak sekolah saja tahu mana yang patut ditiru mana yang harus dijahui.
sungguh,saat itu saya sangat bahagia,ternyata sudah banyak warga islam yang faham bahwa faham wahabi itu sesat dan harus dijahui.
semoga semakin hari faham wahabi semakin sirna,laksana kegelapan ditelan sinar sang surya.aamiiin..

read more

Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Setelah menelaah dari berbagai referensi dan rujukan yang secara spesifik menjelaskan pengertian Ahlussunnah wa Al Jamaah, bisa difahami bahwa definisi Ahlussunnah wa Al jamaah ada dua bagian yaitu: definisi secara umum dan definisi secara khusus .
* Definisi Aswaja Secara umum adalah : satu kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW. Dan Thoriqoh para shabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik ( fiqih) dan hakikat ( Tasawwuf dan Ahlaq ) .
* Sedangkan definisi Aswaja secara khusus adalah : Golongan yang mempunyai I’tikad / keyakinan yang searah dengan keyakinan jamaah Asya’iroh dan Maturidiyah.

Pada hakikatnya definisi Aswaja yang secara khusus bukan lain adalah merupakan juz dari definisi yang secara umum, karena pengertian Asya’iroh dan Ahlussunnah adalah golongan yang komitmen berpegang teguh pada ajaran Rasul dan para sahabat dalam hal aqidah. namun penamaan golongan Asya’iroh dengan nama Ahli sunnah Wa Al Jamaah hanyalah skedar memberikan nama juz dengan menggunakan namanya kulli.
Syaih Al Baghdadi dalam kitabnya Al Farqu bainal Firoq mengatakan : pada zaman sekarang kita tidak menemukan satu golongan yang komitmen terhadap ajaran Nabi dan sahabat kecuali golongan Ahlussunnah wal jamaah. Bukan dari golongan Rafidah, khowarij, jahmiyah, najariyah, musbihah,ghulat,khululiyah, Wahabiyah dan yang lainnya. Beliau juga meyebutkan; bahwa elemen Alussunnah waljamaah terdiri dari para Imam ahli fiqih, Ulama’ Hadits, Tafsir, para zuhud sufiyah, ulama’ lughat dan ulama’-ulama’ lain yang berpegang teguh paa aqidah Ahli sunnah wal jamaah.
secara ringkas bisa disimpulkan bahwa Ahlu sunnah wal jamaah adalah semua orang yang berjalan dan selalu menetapkan ajaran Rasulullah SAW dan para sahabat sebagai pijakan hukum baik dalam masalah aqidah, syari’ah dan tasawwuf.
II. Pengertian Sunnah dan ajaran-ajarannya
Kalimat Sunnah secara etimologi adalah Thoriqoh ( jalan ) meskipun tidak mendapatkan ridlo. Sedangan pengertian Sunnah secara terminlogi yaitu nama suatu jalan yang mendapakan ridlo yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW, para khulafa’ al Rosyidin dan Salaf Al Sholihin. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi :
عَلَيكُمْ بِسُنَّتيِ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ مِنْ بَعْدِي
Ikutilah tindakanku dan tindakan para khlafaurrosyidin setelah wafatku.
Sedangkan pengertian kalimat Jamaah adalah golongan dari orang-orang yang mempunyai keagungan dalam Islam dari kalangan para Sahabat, Tabi’in dan Atba’ Attabi’in dan segenap ulama’ salaf As solihin.
Setiap ajaran yang berdasarkan pada Usul Al syari’ah dan Fur’nya dan pernah dikerjakan oleh para nabi dan Sahabat sudah barang tentu merupakan ajaran yang sesuai dengan aqidah ahli sunnah wa aal jamaah seperti : Shalat Tarawih, witir, baca shalawat, ziarah kubur, mendo’akan orang yang sudah mati dll.
III. Definisi Bid’ah
Bid’ah dalam ma’na terminologi ( Syara’) menurut syaih Zaruq dalam kitabnya Iddah Al Marid yaitu semua perkara baru dalam agama yang menyerupai salah satu dari bentuk ajaran agama namun sebenarnya bukan termasuk dari bagian agama, baik dilihat dari sisi bentuknya maupun dari sisi hakikatnya. Dan pekara tersebut berkesan seolah-olah bagian dari jaran Islam seperti : membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Shalat dengan diiringi alat-alat musik yang diharamkan, keyakinan kaum mu’tazilah, Qodariyah, Syi’ah, termasuk pula paham-paham liberal yang marak akhir-akhir ini. Karena berdasarkan pada Ayat Al-Qur’an :
" وَمَا كَانَ صَلاَتُهُمْ عِنْدَ البَيْتِ الاَّ مُكاَءً وَتَصْدِيَةً " الانفال 35
Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. QS: Al Anfal 35
Dan Hadits Nabi yang berbunyi:
عن أم المؤمنين أم عبد الله عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :" مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ".
Dari A’isyah RA. Rasulullah bersabda : barang siapa menciptakan hal baru dalam urusanku yang bukan termasuk dari golongan urusanku maka akan tertolak.
HR. Bukhari dan Muslim

Kalimat أحدث dalam Hadits diatas mengandung pengertian menciptakan dan membuat-buat suatu perkara yang didasari dari hawa nafsu. Sedangkan kalimat أمرنا mengandung suatu pengertian agama dan Syari’at yang telah di Ridlohi oleh Allah SWT.
Rasulullah juga bersabda dalam sebuah Hadits :
وروى مسلم في صحيحه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول في خُطبَتِهِ : " خَيرُ الحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ, وَخَيرُ الهَدىِ هُدَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم, وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلُّ مُحْدَثةٍ بِدعَةٌ, وَكُلُّ بِدعَةٍ ضَلَالَةٌ" ورواه البيهقي وفيه زيادة " وكل ضلالة في النار"
Rosululloh bersabda: “ paling bagusnya Hadits adalah Kitabnya Allah, dan paling bagusnya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah SAW, dan paling jeleknya perkara adalah semua perkara yang baru, dan setiap perkara yang baru adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat”. HR. Muslim dan juga diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dengan tambahan kalimat “ setiap perkara sesat menempat dineraka” .

Dari adanya dua Hadits diatas para ulama’ menjelaskan bahwa secara prinsip, bid’ah adalah berubahnya Suatu hukum yang disebabkan karena meyakini suatu perkara yang bukan merupakan bagian dari agama sebagai salah satu bagian dari agama, bukan berarti setiap perkara baru lantas dikategorikan bid’ah, karena banyak hal baru yang sesuai dengan Usul Al Syar’ah dan tidak dikategorikan bid’ah, atau hal-hal baru yang sesuai dengan Furu’ Al Syari’ah yang masih mungkin di tempuh dengan jalan Analogi atau qiyas sehingga tidak termasuk kategori Bid’ah . berarti tidak semua ritual yang baru serta-merta dikategorikan sebagai perbuatan bid’ah seperti ritual tahlil tujuh hari,40 hari dan seratus hari dari kematian mayat, ziarah kubur, tawassul, mendoakan orang mati dll.
Imam Muhmmad Waliyuddin As Syabsiri dalam Syarah Arba’n Nawawi mengupas pengertian Hadits Nabi yang berbunyai :
مَنْ أَحدَثَ حَدَثًا اَوْ آوَى مُحدثًا فَعَليهِ لَعْنَةُ اللهِ
Barang siapa menciptakan perkara baru atau melindungi pencipta perkara baru mak dia berhak mendapatkan laknat Allah.
Hadits tersebut diatas memasukkan berbagai bentuk bentuk bid’ah seper Aqad fasid, memberi hukum tanpa Ilmu, penyelewengan dan semua hal yang tidak sesuai dengan syari’at. Namun apabila perkara baru itu masih sesuai dengan qonun syari’at maka tidak termasuk kategori bid’ah seperti menulis mushaf, meluruskan madzhab, menulis ilmu nahwu ,Khisab dll.
Syaih Izzuddin ibni Abdis Salam menggolongkan perkara baru ( Bid’ah ) menjadi lima hukum yaitu :
1. Bid’ah wajib seperti : mempelajari ilmu nawu, dan lafad-lafad yang ghorib dalam Al-Qur’an dn Hadits dan semua disiplin ilmu yang menjadi perantara untuk memahami syari’at.
2. Bid’ah Haram seperti : Faham Madzhab Qodariah, Jabariah dan Mujassimah.
3. Bid’ah Sunnah Seperti : Mendirikan Pondok, Madrasah dan semua perbuatan baik yang tidak pernah ditemukan pada masa dahulu.
4. Bid’ah Makruh Seperti : Menghias MAsjid dan Al-Qur’an.
5. Bid’ah Mubah seperti : Mushofahah (Jabat tangan) setelah Shalat Subuh dan Ashar dll.
IV. Kriteria penggolongan Bid’ah
Dalam menggolongkan perkara baru yang menimbulkan konsekwensi hukum yang berbeda-beda, Ulama’ telah membuat tiga kriteria dalam persoalan ini .
1. Jika perbuatan itu mempunyai dasar yang kuat berupa dalil-dalil syar’i, baik parsial ( juz’i ) atau umum, maka bukan tergolong bid’ah, dan jika tidak ada dalil yang dibuat sandaran, maka itulah bid’ah yang dilarang.
2. Memperhatikan apa yang menjadi ajaran ulama’ salaf ( Ulama’ pada abad I,II dan III H , jika sudah diajarkan oleh mereka, atau memiliki landasan yang kuat dari ajaran kaidah yang mereka buat, maka perbuatan itu bukan tergolong Bid’ah.
3. Dengan jalan Qiyas. Yakni mengukur perbuatan tersebut dengan beberapa amaliah yang telah ada hukumnya dari Nash Al-Qur’an dan Hadits. Apabila identik dengan perbuatan haram, maka perbuatan baru itu tergolong Bid’ah yang diharamkan. Apabila memiliki kemiripan dengan yang wajib, maka tergolong perbuatan baru yang wajib. Dan begitu seterusnya.
V. Hal-hal baru yang tidak tergolong Bid’ah
Dari pengertian Bid’ah diatas, memberikan suatu natijah atau kesimpulan bahwa ada sebagian amal Bid’ah yang sesuai dengan syari’at dan justru ada yang hukumnya sunnat dan fardlu kifayah. Oleh sebab itu Imam Syafi’i berkata :
" ما أَحْدَثَ وَخَالَفَ كِتَابًا اَو سُنَّةً او إِجمَاعًا او أثرًا فهو البِدْعَةُ الضَّالَّةُ, وَمَا أحْدَثَ مِنَ الخَيرِ وَلَمْ يُخَالِفْ شَيئًا من ذلك فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُودَةُ "
“ Perkara baru yang tidak sesuai dengan Kitab Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Atsar sahabat termasuk bid’ah yang sesat, dan perkara baru yang bagus dan tidak bertentangan dengan pedoman-pedoman tersebut maka termasuk Bid’ah yang terpuji “
1. Ziarah kubur.
Tidak diragukan sama sekali, bahwa hukum berziarah ke makam kerabat atau auliya’ adalah sunnah, dan hal ini telah disepakati oleh semua ulama’. Terdapat banyak Hadits yang menjelaskan kesunnahan ziarah kubur, diantaranya adalah :
عن بريدة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " قَدْ كُنْتُ نَهَيتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمدٍ فيِ زِيَارةِ قَبرِ أُمِّهِ فَزُورُهَا فإنَّهَا تُذَكِّرُ الآخرةَ. رواه الترمذي
“ dari Buraidah. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda “ saya pernah melarang kamu berziarah kubur, tetapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah kemakam ibunya. Maka sekarang berziarahlah ! karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu pada akhirat. HR. Al Thirmidzi
Ziarah kubur juga sunnah mu'akkad dilakukan di makam Rasulullah SAW dan juga makam para nabi yang lain, bahkan ada sebagian ulama' yang mewajibkan ziarah kubur kemakam Rasulullah SAW bagi orang yang mendatangi kota madinah. Namun sebaiknya ketika seseorang hendak melakukan ziarah ke makam Rosul hendaklah niat ziarah ke masjid Nabawi dan setelah itu baru melaksanakan ziarah ke makam Rosul dengan cara mengucapakan kalimat " السَّلاَمُ عَلَيكَ يَا رَسُولَ الله " dengan sura pelan dan penuh tata karma. Tersebut dalam sebuah Hadits:
مَنْ زَارَنِي بَعْدَ مَمَاتِي فَكَأَنَّمَا زَارَنِي فِي حَيَاتِي } رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ ، وَابْنُ مَاجَهْ ،}
Barang siapa berziarah padaku setelah wafatku, maka seakan akan dia berziarah padaku pada masa hidupku
مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْ لهُ شَفَاعَتِي عن ابن عمر رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :"Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah bersabda : barang siapa berziarah kemakamku, maka pasti akan mendapatkan Syafa'at ( pertolongan ) ku" HR. Al Thobroni
2.Tawassul.
Kalimat Tawassul secara bahasa adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wasilah artinya adalah sesuatu yang dijadikan Allah SWT. Sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan pintu menuju kebutuhan yang diinginkan. Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
QS: Al Maidah : 35
Dengan demikian, tawassul tidak lebih dari sekedar upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, sedangkan wasilah adalah sebagai media dalam usaha tersebut. Tujuan utamanya tidak lain adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak ada sedikitpun keyakinan menyekutukan Allah SWT.( Syirik ).

Kebolehan Tawassul juga telah disebutkan oleh Nabi dalam Haditsnya :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ," تَوَسَّلُوا بِي وَبِأَهْلِ بَيتيِ الىَ اللهِ فإنَّهُ لَا يُرَدُّ مُتَوَسِّلٌ بِنَا"
" Rasulullah SAW bersabda : Bertawassullah kalian dengan aku dan dengan para keluargaku, sesungguhnya orang yang bertawassul dengan aku tidak akan ditolak"( HR.Ibnu Hibban )
3. Tabarruk ( Mencari Berkah )
Secara Etimologi kata berkah berarti tambah, berkembang. Selanjutnya kata barokah digunakan dalam pengertian bertambahnya kebaikan dan kenuliyaan. Jadi Barokah adalah rahasia dan pemberian Allah SWT yang dengannya akan bertambah amal- amal kebaikan., mengabulkan keinginan, menolak kejahatan dan membuka pintu menuju kebaikan dengan anugrah Allah SWT. Dari pengertian ini barokah adalah bagian dari rahmat dan anugerah Allah SWT. Allah SWT berfirman :
وَجَعَلَنيِ مُبَارَكًا أَيْنَمَا كُنْتَ. مريم 31
" Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada " QS : maryam 31
"رَحَمْةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيكُم أَهلَ البَيتِ "هود 73
" Rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait !
Para ulama' telah banyak membicarakan hukum mengambil barokah, dan berkesimpulan bahwa mengambil barokah dari orang , tempat atau benda hukumnya adalah boleh dengan syarat tidak dilakukan dengan cara-cara yang menyimpang syari'at Allah SWT.
Berikut adalah dalil-dalil kebolehan mengambil berkah :
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آَيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آَلُ مُوسَى وَآَلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلَائِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ. البقرة 248
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.QS: Al-Baqarah 248
عن ابن جدعان: قال ثابت لأنس رضي الله عنه : أَمَسَسْتَ النبيَ صلى الله عليه وسلم قال نَعَمْ فَقَبَّلَهَا . رواه البخاري
" Dari Ibnu Jad'an, berkata Tsabit kepada Anas ra : Apakah tanganmu pernah menyentuh Nabi SAW ? Anas menjawab : ya, maka Tsabit menciumnya ". HR. Bukhori
Diriwayatkan oleh Al Khotib dari Ali dari Maimun, berkata : aku mendengar Imam Syafi'I berkata : " sesungguhnya aku mengambil barokah dari Abu Khanifah dan aku mendatangi makamnya setiap hari, maka jika aku mempunyai hajat, aku shalat dua rakaat dan mendatangi makam Abu Hanifah lalu berdo'a meminta kepada Allah SWT. Tidak lama kemudian hajatku terpenuhi".
Kesimpulannya, mengambil barokah dari orang-orang yang shaleh adalah perbuatan yang terpuji. Apa yang dilakukan oleh para sahabat Nabi serta pengukuhan dari Rasulullah SAW cukup untuk dijadikan sebagai dalil.

4. Selamatan & Berdo'a untuk orang mati
Ritual mendoakan orang mati sudah biasa dilakukan bahkan sudah menjadi adat orang jawa setiap kali ada salah satu keluarga yang meninggal mereka mengadakan selamatan dihari ke-7 atau ke-40 dari kematian keluarganya dengan mengundang tetangga setempat dan dimintai bantuan untuk membaca surat Yasin, Tahlil dan berdo'a untuk mayat.
Hal tersebut diatas diperbolehkan menurut Syari'at, bahkan bagian dari amal ibadah yang pahalanya bisa sampai kepada yang meninggal. Bukankah bacaan Al-Qur'an, Tahlil dan bersedekah, menyajikan suguhan untuk para tamu adalah bagian dari amal Ibadah. Dalam sebuah Hadits dinyatakan :
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه, أَنَّ النَبِيَّ صلى عليه وسلم سُئِلَ فقال السَائِلُ يا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّا نَتَصَدَّقُ عَنْ مَوتَانَا وَنَحُجُّ عَنهُمْ وَنَدْعُو لَهُمْ هَلْ يَصِلُ ذَلِكَ إِلَيْهِمْ ؟ قَالَ : نَعَمْ إنَّهُ لَيَصِلُ إِلَيْهِمْ وَإِنَّهُمْ لَيَفْرَحُونَ بِهِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بالطَّبْقِ إذاَ أُهْدِيَ إِلَيْهِمْ. رواه ابو حفص العكبري
Dari Anas ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya seseorang: " wahai Rasulullah SAW, kami bersedekah dan berhaji yang pahalanya kami peruntukkan orang-orang kami yang telah meninggal dunia dan kami berdoa untuk merek, apakah pahalanya sampai pada mereka ? Rasulullah SAW menjawab : Iya, pahalanya betul-betul sampai kepada mereka dan mereka sangat merasa gembira sebagaimana kalian gembira apabila menerima hadiah. HR. Abu Khafs Al Akbari.
VI. Sekilas Pembaharuan Agama
Ketika keintelektualan lebih mengedepankan nafsu serta semangat yang menggebu-gebu dengan dalih memurnikan agama tanpa disertai dengan pemahaman agama secara benar, maka yang terjadi justru pembaharuan- pembaharuan yang menyimpang dari ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. pada pembahasan ini akan mengetengahkan pembaharu-pembaharu ( Mujaddid) Islam yang telah melakukan banyak penyimpangan dari ajaran Islam yang murni.
1. Faham Ibnu Taimiyah
Di akhir masa 600 H, muncullah seorang laki-laki yang jenius yang telah banyak menguasai berbagai jenis disiplin ilmu, dialah Taqiyuddin ahmad bin Abdul Hakim yang dikenal dengan nama Ibnu Taimiyah. Ia dilahirkan di desa Heran, sebuah desa kecil di Palestina. Ia hidup sezaman dengan Imam Nawawi salah satu ulama; terbesar madzhab Syafi'i.
Ia merupakan sosok pribadi yang memiliki karakter pemberani, yang selalu mencurahkan segala sesuatu untuk madzhabnya, dengan keberanian yang ia miliki, ia telah menemukan hal baru yang sangat tabu dan jauh dari kebenaran, karena yang menjadi dasar pendiriannya ialah mengartikan ayat-ayat dan hadits-hadits nabi Muhammad yang berkaitan dengan sifat-sifat tuhan menurut arti lafadznya yang dlohir, yakni hanya secara harfiyah saja, oleh sebab itu menurut Ibnu Taimiyah " Tuhan itu memiliki muka, tangan, rusuk dan mata, duduk bersila, dating dan pergi, tuhan adalah cahaya langit dan bumi karena katanya semua itu disebut dalam Al Qur'an".
Kontroversi yang ia ucapkan tidak hanya terbatas pada permasalahan ilmu kalam, melainkan juga menyinggung beberapa permasalahan ilmu fiqih :
* Bepergian dengan tujuan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat hukumnya maksiat
* Talak tiga tidak terjadi ketika diucapkan dengan sekaligus ( hanya jatuh satu )
* Seorang yang bersumpah akan mencerai istrinya , lalu ia melanggar sumpahnya, maka perceraian itu tidak terjadi.
2. Faham Wahabi
Pada pertengahan kurun ke 12 muncul seorang yang bernama Muhammad bin Abdul Wahab yang berdomisili di Najd yang termasuk kawasan Hijaz, ia dilahirkan pada tahun 1111 H, dan meninggal pada tahun 1207 H. pada mulanya ia memperdalam ilmu agama dari ulama'-ulama; ahli sunnah di makkah dan madinah termasuk diantaranya adalah syaih Muhammad Sulaiman Al Kurdi dan syaih Muhammad Hayyan Assindi, diantara guru yang pernah mengajarkan ilmu kepadanya, jauh sebelum ia membuat pergerakan telah berfirasat kalau disuatu hari nanti ia tergolong orang yang sesat dan menyesatkan, itupun akhirnya menjadi kenyataan, firasat ini juga dirasakan oleh ayah dan saudaranya ( Syeh Sulaiman ).
Muhammad bin Abdul Wahab pada masa mudanya banyak membaca buku-buku karangan Ibnu Taimiyah dan pemuka-pemuka lain yang sesat, sehingga ahirnya membangun faham Wahabiyah yang terpusat ditanah Hijaz sebagai penerus tongkat estafet dari ajaran Ibnu Taimiyah, bahkan lebih extrim dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri, sebab ia sangat mudah memberikan label kafir kepada setiap orang yang tidak mau mengikuti fahamnya. Langkah yang ia tempuh dalam mengembangkan fahamnya ialah dengan memberikan tambahan- tambahan baru dari ajaran Ibnu Taimiyah yang semula dianutnya.
* Poin-poin dasar faham wahabiyah
1. Allah adalah suatu jisim yang memiliki wajah, tangan dan menempat sebagaimana mahluq juga sesekali naik dan turun ke bumi.
2. Mengedapankan dalil Naqli daripada dalil aqli serta tidak memberikan ruang sedikitpun pada akal dalam hal-hal yang berkenaan dengan agama ( keyakinan)
3. Mengingkari Ijma' ( Konsensus )
4. Menolak Qiyas ( Analogi )
5. Tidak memperbolehkan Taqlid kepada Ulama' Mujtahidin dan mengkufurkan kepada siapapun yang taqlid kepada mereka
6. Mengkufurkan kepada ummat Islam yang tidak sefaham dengan ajarannya
7. Melarang keras bertawassul kepada Allah melalui perantara para Naabi, Auliya' dan orang- orang sholeh
8. Memvonis kafir kepada orang yang bersumpah dengan menyebut nama selain Allah
9. menghukumi kafir kepada siapa saja yang bernadzar untuk selain Allah.
10. Menghukumi kafir kepada secara muthlak kepada siapapun yang menyembelih disisi makam para nabi atau orang-orang Sholeh.

Perkembangan ajaran Wahabiyah yang disinyalir melalui cendekiawan-cendekiawan pada akhirnya juga sampai di tanah air kita Indonesia, hal ini diawali dengan maraknya pergerakan-pergerakan diawal abad ke-20 yang bertopeng keagamaan.
Diawali dengan terbentuknya organisasi Wathoniyah pada tahun 1908 M. kemudian disusul organisasi Serikat Islam pada tahun yang sama, hanya saja berkecimpung dalam masalah perdagangan. Dan puncaknya dibentuklah sebuah ormas pada tanggal 18 Desember 1912 oleh seorang cendekiawan yang berfaham Wahabi, kendati organisasi ini lebih berorientasi pada masalah social keagamaan, namun kelahirannya dibumi pertiwi ini menyebabkan keretakan diantara Muslim Indonesia yang pada umumnya berhaluan faham Ahli Sunnah Wal jamaah,
Propaganda yang dilakukan oleh cendekiawan wahabi ialah dengan melakukan pendekatan pada masyarakat awam, setelah terpedaya kemudian mereka mengeluarkan trik-trik baru yang justru lebih berbahaya dampaknya, yaitu dengan menanamkan benih-benih permusuhan dan rasa sentiment pada para ulama' salaf dan golongan yang tidak sefaham dengan mereka.
3. Faham Ahmadiyah
Pendiri golongan ini bernama Mirza Ghulam Ahmad, ia dilahirkan didesa Qodliyan Punjab Pakistan pada tahun 1836 M. dia tidak hanya mengaku sebagai imam Mahdi yang ditunggu, Mujaddid dan juru selamat,tetapi stelah ia berumur 54 tahun ia memproklamirkan diri sebagai nabi yang paling akhir sesudah nabi Muhammad SAW dan benar-benar mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
 Poin-Poin faham Ahmadiyah yang menyimpang dari Syari'at
1. Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi terahir
2. Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa yang dijanjikan.
3. Syari'at Islam belum sempurna, tetapi disempurnakan oleh Syari'at Mirza Ghulam Ahmad.
4. Jaringan Islam Liberal
Belakangan ini gegap gempita pemikiran dan aliran yang muncul dikalangan Islam di Indonesia begitu deras, sehingga berimplikasi pada sebuah kebebasan yang seakan tak terbatas. Disana-sini bermunculan aliran dan sekte-sekte, termasuk salah satunya adalah Jaringan Islam Liberal ( JIL ).
Sebagai komunitas yang berslogan " Menuju Islam yang ramah, toleran dan membebaskan " JIL hadir layaknya sebuah alternatif yang begitu intelektual dan cerdas. Mereka begitu Ofensif sehingga berhasil menciptakan jaringan dengan tidak kurang dari 51 koran dan membuat radio 68 Hyang beberapa acaranya dipancarluaskan oleh jaringan KBR 68 H diseluruh Indonesia. Maka tak heran apabila pemikiran-pemikirannya begitu kuat mempengaruhi ummat.
Madzhab liberal merupakan aliran pemikiran Islam Indonesia yang menekankan pada kebebasan berfikir dan tidak lagi terikat dengan madzhab-madzhab pemikiran keagamaan ( terutama Islam ) pada umumnya, melampaui batas-batas cara berpikir sectarian organisasi dan politik. Bagi Madzhab liberal, yang paling penting adalah perlunya tradisi kritis dan perlunya Dekonstruksi atas pemahaman lama yang telah berkembang ratusan tahun. Islam seharusnya difahami secara modern dan rasional, karena Islam merupakan agama yang rasional dan mengutamakan rasionalitas yang dalam bentuk konkritnya berupa Ijtihad. Islam harus dipahami secara kontekstual, progressif dan emansipatoris. Dengan pemahaman seperti ini maka Islam akan mengalami kemajuan, bukannya kemunduran.
VII. Metode Pembentengan Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah
Dalam membentengi aqidah Ahlus Sunnah wal jamaah agar tetap eksis dan menjadi panutan masyarakat, tentunya perlu diterapkan metode yang jitu dan tidak terkesan radikal. Upaya penyampaian tentang pentingnya mempertahankan aqidah ahli sunnah wal jamaah bisa ditempuh dengan berbagai macam cara, seperti memberikan pemahaman yang mendalam tentang hakikat aswaja dan bahayanya mengikuti faham- faham sesat yang banyak bermunculan melalui pertemuan- pertemuan khusus atau melalui majelis Dzikir, ketika Masyarakat berkumpul di Masjid untuk melaksanakan Shalat atau pengajian dan berbagai moment keagamaan lainnya.
Islam mengajarkan pada penganutnya untuk berda'wah dan mengajak sesama menuju kejalan yang benar dengan cara-cara yang terpuji, hal itu telah diuraikan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Seperti halnya ajaran tentang mengajak masuk Islam dengan hikmah atau dalil dan hujjah juga dengan mau'idlah yang ada dalam ayat Al-Qur'an, dan hal itu tentu harus dengan menggunakan adab dan tata karma yang baik. Karena agama Islam identik dengan nasihat yang halus dan jauh dari kekerasan.
Banyak media yang bisa kita gunakan untuk menyampaikan nilai-nilai Aswaja kepada masyarakat luas yang selama ini masih minim dipraktekkan sebab kurangnya rasa peduli dari para nahdliyin.
 Pengoptimalan Fungsi Masjid
Sebenarnya fungsi asal dibangunnya masjid selain untuk shalat seperti yang telah dijelaskan oleh Imam Samarqondi adalah sebagai tempat untuk Dzikir, Takbir, Tahlil, Menyiarkan Islam dan menjauhkan dari perbuatan syirik. Oleh sebab itu sudah saatnya para Ta'mir masjid dan pemuka agama mengaplikasikan fungsi- fungsi tersebut dengan mengadakan Khalaqah diwaktu-waktu tertentu untuk menyampaikan nilai-nilai faham Aswaja dengan tujuan menyelamatkan masyarakat dari pengaruh faham yang sesat dan menyesatkan.
Oleh karenanya pengoptimalan fungsi masjid dengan cara digunakan sebagai media penyampaian aqidah yang tegak sangat mutlaq diperlukan dizaman sekarang, mengingat bahayanya faham-faham baru yang berkedok Islam namun jauh melenceng dari nilai-nilai Islam secara sempurna.
Apabila upaya pengoptimalan tersebut telah kita lakukan, sedikit banyak masyarakat akan faham tentang Aswaja dan bahaya akiran-aliran sesat. Dan masjid yang kita miliki semakin tampak manfaat dan fungsi-fungsinya. Jangan sampai Masjid yang kita rawat dan kita tempati sehari-hari diambil alih oleh golongan- golongan yang tidak bertanggung jawab seperti yang telah diberitakan dalam sebuah situs NU Online yaitu :
Kehidupan beragama di Indonesia semakin tidak aman. Sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam telah serampangan mengambil alih masjid-masjid milik warga (Nahdlatul Ulama) NU dengan alasan bid’ah dan beraliran sesat.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ. النحل 125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. "QS: An Nahl 125
فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى طه : 44
maka berbicaralah kamu berdua ( Musa dan Harun ) kepadanya( Fir'aun ) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." QS : Thaha 44
وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسْنًا البقرة 83
serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia." QS : Al Baqarah 83
Ayat-ayat diatas menjelaskan pada Ummat Islam bahwa ajakan menuju jalan Allah yang oleh ulama' ditafsiri dengan Agama Islam harus dengan menggunakan Hikmah, dan hikmah yang dimaksud dalam ayat tersebut diatas oleh ulama ditafsiri dengan burhan (dalil) atau hujjah, Allah juga memerintahkan untuk mengajak dengan Mau'idlah atau peringatan yang bagus.
Dalam surat Thaha diatas Allah memerintahkan pada nabi Musa dan Harus AS. Untuk bertutur kata yang halus kepada Fir'aun, agar Fir'aun bisa sadar atau takut kepada Allah. Sampai selentur itu ajaran Allah untuk berda'wah, padahal kita ketahui bersama bagaimana kekejaman dan kerasnya fir'aun dalam menentang agama Allah SWT. sumber: sumber ilmu
http://mughits-sumberilmu.blogspot.com/2012/03/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html
read more